https://jurnalppak.or.id/ojs/index.php/jppak/issue/feedJurnal Penelitian Pendidikan Agama Katolik2025-08-16T12:10:44+07:00Dr. Ansel Mones, M.Pdanselmojata@gmail.comOpen Journal Systems<p><a href="https://umjpapua.ac.id/">Jurnal</a> Penelitian Pendidikan Agama Katolik adalah jurnal nasional berbasis penelitian yang diterbitkan oleh organisasi profesi ilmiah untuk Pendidikan Agama Katolik, yakni Perkumpulan Perguruan Tinggi Agama Katolik Indonesia (PERPETAKI).</p> <p>Artikel-artikel yang dimuat merupakan konversi hasil penelitian di bidang ilmu Pendidikan Agama Katolik.</p> <p>Anggota dewan penyunting dan mitra bebestari berasal dari lebih daripada enam provinsi di Indonesia.</p> <p>Terbit 2 (dua) kali setahun (Maret dan September). Namun sejak tahun 2025, dikarenakan begitu banyak artikel yang masuk ke redaksi maka kami maningkatkan edisi terbitan menjadi 4 kali, yakni pada bulan januari, April, Juli dan Oktober.</p> <p>Artikel-artikel ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris.</p> <p><a href="https://jurnalppak.or.id/ojs/index.php/jppak/about/submissions">Pedoman bagi Penulis</a> (Author Guidelines) dapat ditemukan di <a href="https://jurnalppak.or.id/ojs/index.php/jppak/about/submissions">sini</a>.</p> <ul> <li class="show"><a href="https://jurnalppak.or.id/ojs/index.php/jppak/about/submissions">Pedoman bagi Penulis</a></li> <li class="show"><a href="https://drive.google.com/file/d/1g2vc2lZNggNEx33CxTrlIu3-MVqEfzAY/view?usp=sharing">Template Artikel</a></li> <li class="show"><a href="https://jurnalppak.or.id/ojs/index.php/jppak/submission/wizard">Kirim Naskah</a></li> </ul> <p><strong>Fokus dan Ruang Lingkup</strong></p> <p>JPPAK berupaya keras untuk menerbitkan artikel-artikel konversi penelitian berkualitas dalam rumpun Pendidikan dengan sub-rumpun Pendidikan Agama Katolik. Meskipun di awal-awalnya Jurnal ini mengakomodasi peneitian-penelitian nasional, tujuan akhir dari jurnal ini adalah menjadi jurnal internasional bereputasi di bidangnya.</p> <p>JPPAK mendukung pertukaran pengetahuan yang lebih luas dan terbuka. Karena itu, JPPAK memberikan akses gratis ke setiap artikel yang terpublikasi. Lebih jauh, penulis tidak perlu membayar untuk publikasi artikelnya. Kami menyambut baik artikel-artikel hasil penelitian dengan metode yang tepat dan hasil yang jelas. Setiap artikel akan di-<em>review</em> dengan prinsip <em>double blind peer review.</em></p> <p>Ruang Lingkup Jurnal ini adalah rumpun Pendidikan dengan sub-rumpun Pendidikan Agama Katolik. Jurnal ini bukan jurnal bunga rampai. Karena itu, artikel-artikel dalam jurnal harus berada dalam cakupan ini. Akan tetapi, adalah baik dan tepat apabila artikel membedah Sub-rumpun Pendidikan Agama Katolik ke arah yang lebih spesifik, misalnya: dalam konteks Kitab Hukum Kanonik, Kitab Suci, Pastoral, Liturgi, dan sebagainya.</p> <p> </p>https://jurnalppak.or.id/ojs/index.php/jppak/article/view/212Pemahaman Umat tentang Makna Persembahan dan Korelasinya dengan Ketidakhadiran pada Misa Hari Minggu (Studi Kasus di Stasi St. Maria Imakulata Oeltua, Paroki St. Yosef Pekerja Penfui)2025-06-24T20:33:25+07:00Eugenius Koresy Bourboureugene548@gmail.comYoseph Freinademetz Runesiyosephfrunesi@gmail.com<p>Kajian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan pemahaman umat Katolik Stasi St. Maria Imakulata Oeltua, Paroki St. Yosef Pekerja Penfui, tentang makna persembahan dan korelasinya dengan ketidakhadiran mereka pada Misa hari Minggu. Kajian ini merupakan kajian kualitatif yang menggunakan pendekatan kepustakaan. Hasil kajian ini menunjukkan sejumlah umat Stasi St. Maria Imakulata Oeltua mempunyai pemahaman yang keliru tentang makna persembahan. Bagi mereka, persembahan bukan hanya sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan, tetapi juga menjadi satu syarat untuk mendapatkan berkat Tuhan. Pandangan tersebut mempunyai hubungannya dengan ketidakhadiran mereka dalam Perayaan Ekaristi pada hari Minggu. Mereka tidak akan menghadiri Perayaan Ekaristi pada hari Minggu ketika tidak memiliki uang untuk diberikan kepada Gereja sebagai wujud persembahan mereka. Ekaristi sejatinya merupakan sumber dan puncak iman umat Kristiani. Persembahan yang utama dan pertama dalam Perayaan Ekaristi adalah diri dan hati umat Kristiani sendiri. Dengan kata lain, persembahan utama dan terpenting umat Kristiani adalah persembahan diri atau persembahan hidup seutuhnya; dan bukan uang. Uang memang dibutuhkan untuk menopang kehidupan dan karya pelayanan Gereja, tetapi bukan merupakan hal utama dari persembahan umat Kristiani. Oleh karena itu, untuk meluruskan pemahaman keliru tersebut, katekese perlu diadakan sebagai sarana pengajaran iman Katolik yang benar.</p>2025-08-16T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2025 Eugenius Koresy Bour, Yoseph Freinademetz Runesihttps://jurnalppak.or.id/ojs/index.php/jppak/article/view/249Pewartaan Injil di Era Digital: Analisis Konten Akun Tiktok @thetolerancesquad 2025-06-26T19:03:34+07:00Yohanes Yudityohanesyudit@gmail.com<p>Perkembangan era digital sudah sangat mempengaruhi kehidupan manusia termasuk Gereja. Berhadapan dengan hal ini Gereja terus berusaha mendengarkan gema perutusannya di dunia. Kapan dan bagaimana pun situasi yang dihadapinya, Gereja selalu menjadi agen keselamatan bagi bangsa-bangsa. Kehadirannya harus selalu dimaknai dalam terang perutusannya. Karenanya, Gereja tidak bisa berpangku tangan, apalagi dengan sengaja menutup mata ketika <em>hoax, flexing, FoMO, Doomscrolling, </em>dan<em> Brain rot </em>sedang gencar-gencarnya berkembang di dunia digital. Gereja perlu terlibat dan aktif memperjuangkan nilai-nilai kebenaran dan keselamatan. Era digital selayaknya menjadi medan perjumpaan baru yang di dalamnya Gereja dapat bertumbuh, serta mengamalkan kabar keselamatan bagi semakin banyak orang. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan cara-cara baru yang dapat dilakukan Gereja dalam usaha pewartaannya, terutama di era baru ini. Dengan menganalisis efektifitas konten secara khusus atas akun TikTok @mainmain_official, kehadiran Gereja masih sangat relevan dengan zaman ini. Gereja bahkan memiliki peluang besar dalam usaha perutusannya, yaitu dengan memanfaatkan teknologi di era ini. Penelitian ini menggunakan dua metode, yaitu metode kepustakaan dan analisis konten (<em>content</em> <em>analysis</em>). Dengan metode ini, ditemukanlah bahwa Gereja dapat hadir di era digital ini untuk mewartakaan nilai-nilai kebenaran Injil, yaitu dengan memanfaat <em>platform</em>-<em>platform</em> digital yang ada, secara khusus <em>TikTok</em>. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keberhasilan pewartaan adalah dengan menciptakan konten-konten yang kreatif, menarik, dan inspiratif. Salah satu bentuknya adalah dengan menampilkan kesaksian hidup sehari-hari yang relevan dengan kehidupan banyak orang.</p>2025-08-16T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2025 Yohanes Yudithttps://jurnalppak.or.id/ojs/index.php/jppak/article/view/262Hukum Kasih menurut Paulus dalam Rom 12:9-21 dan Gemanya dalam Diskursus Kosmopolitanisme2025-06-24T20:23:23+07:00Petrus Nandinandipetrus96@gmail.comArsensius Royman Barukarsensiusroimanbaruk@gmail.comYanuarius Asan Berekasanberekyanuarius@gmail.comPatris Dewa Panggodewapanggo@gmail.comAdolfo Martins de Deusamadesclaretiano@gmail.comStanislaus Ersonstanislauserson02@gmail.comSiprianus Soleman Sendasendasiprianus@gmail.com<p>Latar belakang penulisan artikel ini ialah kesadaran akan pentingnya hukum kasih sebagai bahasa khas agama (Kristen) bagi peradaban universal manusia. Penulis menyadari bahwa bahasa-bahasa hukum konvensional baik sipil maupun moral tidak cukup untuk memberikan basis normatif yang kokoh bagi proyek kohesi transnasional yang diperjuangkan dalam kosmopolitanisme. Hukum kasih Kristiani yang ditulis Paulus dalam teks Rom 12:9-21 bisa menjadi alternatif jawaban di tengah arus pencarian kosmopolitanisme akan bahasa hukum religius dalam menopang perdamaian mondial. Metode yang digunakan adalah penelitian kepustakaan dengan pendekatan analisis deskriptif komparatif. Di satu sisi ada deskripsi hukum kasih perspektif Paulus, dan di lain sisi ada komparasi gagasan dengan kosmopolitanisme yang berkembang dewasa ini. Maka artikel ini bertujuan untuk menguraikan hukum kasih menurut Paulus dalam teks Rom 12:9-21 dan relevansi teoretis serta praktisnya dalam diskursus kosmopolitanisme. Hasil yang diharapkan adalah adanya perspektif baru mengenai kosmopolitanisme dengan basis hukum kasih yang dirumuskan Paulus dalam teks Rom 12:9-13.</p>2025-08-21T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2025 Siprianus Soleman Sendahttps://jurnalppak.or.id/ojs/index.php/jppak/article/view/350Analisis Efektivitas Pembinaan Iman Anak Menggunakan Model CIPP (Context, Input, Process, Product) di Stasi Santo Yakobus Paroki Santo Padre Pio Helvetia2025-07-20T08:05:15+07:00Angelina Sijabatangelinaangel025@gmail.comPetrus Simarmatasimarmatapietro@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas pembinaan iman anak di Stasi Santo Yakobus Sukadono, Paroki Santo Padre Pio Helvetia dengan menggunakan model evaluasi CIPP (<em>Context, Input, Process, Product)</em>. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik triangulasi berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Komponen <em>context</em> menyoroti kesesuaian program dengan visi Gereja dan kebutuhan umat lokal. Aspek <em>input</em> menilai kualitas tenaga pembina, ketersediaan sarana dan prasarana, serta keterlibatan orang tua dan dewan pastoral stasi. Komponen <em>pro</em><em>cess</em> menitikberatkan pada konsistensi pelaksanaan dan metode yang digunakan, termasuk pendekatan partisipatif dan kegiatan liturgis. Aspek <em>produ</em><em>ct </em>mengukur hasil berupa peningkatan spiritualitas, karakter moral, dan keterlibatan aktif anak dalam kehidupan menggereja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembinaan iman telah berjalan dengan baik, relevan dengan konteks zaman, dan berdampak pada perkembangan iman anak seperti, peningkatan pemahaman anak terhadap ajaran iman Katolik, perubahan positif dalam sikap spiritual seperti kesetiaan berdoa dan keterlibatan dalam misa, serta perkembangan karakter Kristiani anak seperti kasih, kejujuran, dan kedisiplinan. Meskipun demikian, diperlukan penguatan dalam pelatihan pembina, pemanfaatan media digital, dan kolaborasi yang lebih erat antara Gereja dan keluarga. Temuan ini diharapkan dapat menjadi kontribusi dalam mengembangkan pendidikan iman yang kontekstual dan holistik di lingkungan Gereja Katolik.</p>2025-08-16T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2025 Angelina Sijabat, Petrus Simarmatahttps://jurnalppak.or.id/ojs/index.php/jppak/article/view/273Kenosis: Solidaritas Perjumpaan dalam Relasi Kasih Trinitaris2025-07-20T08:13:38+07:00Samuel Pellasamuelpella19@gmail.com<p>Kenosis memiliki hubungan dengan Trinitas. Sekalipun kenosis adalah tindakan bebas Putera, bukan berarti tidak ada tindakan Trinitaris di dalamnya. Latar belakang penulisan artikel ini bertolak dari pemahaman bahwa misteri kenosis sering kali dipahami secara Kristologis semata, sehingga aspek Trinitarisnya kurang mendapat penekanan. Persoalan pokok yang diangkat adalah bagaimana kenosis dapat dimengerti sebagai tindakan yang melibatkan seluruh Pribadi Tritunggal, khususnya dalam relasi kasih dan persekutuan perikoresis. Masing-masing pribadi berjumpa atas dasar kasih satu dengan yang lain. Kenosis menjadi nyata karena ada solidaritas perjumpaan yang terjadi dalam relasi kasih trinitas. Perjumpaan yang dilandasi oleh kasih memungkinkan suatu kesatuan yang erat dalam kebersamaan dengan yang lain. Tujuan penulisan ini adalah mengungkap bahwa kenosis tidak hanya menampilkan ketaatan Putera kepada kehendak Bapa, tetapi juga menjadi wujud solidaritas perjumpaan yang lahir dari kesatuan kasih Bapa, Putera, dan Roh Kudus. Metode yang digunakan adalah kajian teologis-biblis dengan pendekatan reflektif-sistematis, menelaah teks Kitab Suci, tradisi gereja, dan konsep perikoresis. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa kenosis terjadi karena adanya solidaritas perjumpaan dalam relasi kasih Trinitaris, di mana setiap Pribadi memberi ruang bagi yang lain dalam kesatuan yang tak terpisahkan. Dengan demikian, kenosis adalah suatu jalan yang ditempuh agar manusia bisa selamat berkat Putera dalam tindakan Trinitaris. Perjumpaan yang terjadi selalu bermakna dan memiliki efek yang sangat besar. Tindakan trinitaris dapat terjadi ketika masing-masing pribadi memberi ruang dan membiarkan diri dirangkul oleh yang lain.</p>2025-08-16T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2025 Samuel Pellahttps://jurnalppak.or.id/ojs/index.php/jppak/article/view/184Perspektif Gereja Katolik dalam Kewirausahaan Berorientasi Pastoral dengan Mengutamakan Ekonomi Ekologi2025-02-08T10:06:09+07:00Ventikovinsensiusventiko4@gmail.com<p>Manusia dalam keberlangsungan hidup membutuhkan keperluan pokok. Ada tiga keperluan pokok manusia yang harus dipenuhi dalam kehidupan, yaitu keperluan sandang, pangan, dan papan. Untuk mencapai keperluan itu, manusia memerlukan usaha dalam mencapainya yaitu dengan berwirausaha. Kewirausahaan merupakan penerapan inovasi dalam menyelesaikan masalah untuk mencapai keperluan. Dalam kewirausahaan banyak muncul ide inovasi, akan tetapi hal-hal inovasi tersebut hanya menguntungkan manusia saja, dan menimbulkan kerusakan pada alam. Kewirausahaan menimbulkan pandangan antroposentrisme. Pandangan antroposentrisme merupakan pandangan yang menempatkan kepentingan manusia di atas segala-galanya serta menentukan seluruh tatanan ekosistem termasuk dalam kebijakan yang berhubungan dengan alam, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Hal seperti ini membuat perpsektif manusia kepada alam semesta hanya sebagai nilai dan perhatian untuk memenuhi kebutuhan manusia. Manusia terus menerus menganggap manusialah satu-satunya yang dapat memiliki alam. Padahal, pemilik alam sendiri ialah Allah bukanlah manusia. Jika perilaku manusia seperti ini akan menimbulkan krisis ekologi yang dapat mengancam kehidupan. Maka dari itu alam dipandang oleh manusia sebagai proses kebutuhan hidup manusia tanpa dirawat, dijaga, dan dilestarikan Jika terus seperti ini, Bumi tempat tinggal makhluk hidup ciptaan Allah akan rusak bahkan dampak yang lebih parah adalah tidak bisa menempati Bumi lagi. Dalam hal ini Paus Fransiskus pemimpin Gereja Katolik, menyuarakan ekonomi ekologi. Sebagai manusia ciptaan Allah yang paling mulia sebab se citra dengan Allah, hendaknya kita bertanggung jawab. Bertanggung jawab kepada sesama makhluk ciptaan Allah yang lainnya. Kita harus merawat, melestarikan, menjaga, serta meningkatkan produktivitasnya. Dalam pertobatan ekonomi ekologis diperlukan kerja sama dari semua pihak. Untuk mewujudkannya seruan dari Gereja, sebagai petugas pastoral harus menyuarakan dan menghimbau kepada seluruh umat beriman. Sebagai petugas pastoral, harus mempunyai langkah-langkah atau strategi-strategi untuk menyampaikan pesan serta melaksanakan pesan tersebut. Pesan tersebut ialah pertobatan ekonomi ekologi. Maka dari itu, petugas pastoral hendaknya mempunyai 7 teknik dalam pelaksanaan programnya, yaitu perkenalan, invetarisasi, bimbingan, musyawarah, penyusunan rencana, pelaksanaan rencana, evaluasi.</p>2025-08-16T00:00:00+07:00Hak Cipta (c) 2025 Ventiko