Jurnal Penelitian Pendidikan Agama Katolik

Pengaruh Penerapan Problem-Based Learning dalam Mata Kuliah Statistika terhadap Minat Mahasiswa Pendidikan Keagamaan Katolik untuk Melaksanakan Penelitian Kuantitatif

Varetha Lisarani — Rab, 25 Sep 2024 00:00:00 +0700

Penelitian ini mengkaji pengaruh penerapan Problem-based Learning (PBL) pada mata kuliah Statistika terhadap minat mahasiswa calon guru Pendidikan Keagamaan Katolik (PKK) di Sekolah Tinggi Agama Katolik Negeri Pontianak dalam melaksanakan penelitian kuantitatif. Penelitian ini dilakukan sebagai respons terhadap rendahnya minat mahasiswa untuk melaksanakan penelitian kuantitatif. Dalam penelitian ini, pengukuran minat mahasiswa dilakukan melalui angket dengan skala Likert 4 derajat yang mencerminkan fase minat tertinggi yaitu well-developed individual interest. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan PBL dalam mata kuliah Statistika memiliki pengaruh sedang terhadap minat mahasiswa PKK untuk melaksanakan penelitian kuantitatif. Dalam diskusi, penelitian ini mengungkap bahwa PBL mendorong kolaborasi, pemahaman konsep, dan pemecahan masalah bersama, yang meningkatkan minat mahasiswa untuk melakukan penelitian kuantitatif. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa PBL membuat mata kuliah Statistika menjadi lebih menarik dan tidak membosankan bagi mahasiswa yang sebelumnya enggan dengan matematika.

Pengaruh Penggunaan Smartphone Terhadap Aktivitas Ibadat Orang Muda Katolik (OMK) di Paroki Maria Ratu Pencinta Damai Lolah

Tasya Lucia Kandow, Adrianus Dalia, Marianus Muharli Mua — Rab, 25 Sep 2024 00:00:00 +0700

Penggunaan smartphone memberikan pengaruh positif dan
negatif. Penggunaan yang tidak sesuai fungsinya dapat
memberikan pengaruh pada aktivitas ibadat Orang Muda Katolik
(OMK) di Paroki Maria Ratu Pencinta Damai Lolah. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana penggunaan smartphone
OMK, aktivitas ibadat OMK, serta seberapa besar pengaruh
penggunaan smartphone terhadap aktivitas ibadat OMK di Paroki
Maria Ratu Pencinta Damai Lolah. Metode yang dipakai untuk
penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif. Respondennya adalah
anggota-anggota OMK di Paroki Maria Ratu Pencinta Damai
Lolah yang ditentukan dengan rumus Slovin sehingga mendapat
jumlah responden sebanyak 175 orang dari jumlah keseluruhan
yakni 310 anggota. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu
dengan membagikan angket atau kuesioner dengan alternatif
jawaban pada variabel X (penggunaan smartphone), yakni
Sangat Setuju (4), Setuju (3), Kurang Setuju (2), dan Tidak Setuju
(1) dan alternatif jawaban pada variabel Y (aktivitas ibadat) yakni
Selalu (4), Sering (3), Jarang (2), dan Tidak Pernah (1) Analisis
regresi linear sederhana digunakan dalam penelitian ini. Hasil
penelitian memperlihatkan bahwa penggunaan smartphone OMK
memperoleh hasil koefisien hitung sebesar 0,86 dan berada pada kategori sangat baik, aktivitas ibadat OMK memperoleh hasil
koefisien hitung sebesar 0,90 dan berada pada kategori sangat
baik serta adanya pengaruh penggunaan smartphone terhadap
aktivitas ibadat dengan hasil koefisien determinasi 0,467. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa smartphone memberikan kontribusi
pengaruh sebanyak 46% terhadap aktivitas ibadat OMK di Paroki
Maria Ratu Pencinta Damai Lolah. Sisanya, 54% berasal dari
faktor-faktor di luar smartphone

Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas X di SMA Katolik Seminari Santo Fransiskus Xaverius Kakaskasen

Christofora Dominika Kalele, Fecky Evendy Singal, Marthinus Marcel Lintong — Rab, 25 Sep 2024 00:00:00 +0700

Minat belajar menjadi salah satu hal pokok yang dapat
menunjang proses pembelajaran. Pada kenyataannya masih
banyak siswa yang merasa bosan belajar dan jenuh karena cara
belajar yang masih bersifat konvensional. Hal ini berkaitan
dengan kurikulum yang dipakai sekolah karena salah satu faktor
pendukung bagi peningkatan minat belajar siswa, yaitu
kurikulum. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Seminari Santo
Fransiskus Xaverius Kakaskasen, untuk mengetahui bagaimana
penerapan Kurikulum Merdeka Belajar untuk Meningkatkan
Minat Belajar Siswa Kelas X, faktor pendukung dan penghambat
serta upaya peningkatan minat belajar siswa dalam penerapan
Kurikulum Merdeka Belajar. Jenis metode yang digunakan yaitu
metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Hasil penelitian yang
didapatkan yaitu Kurikulum Merdeka Belajar sudah diterapkan di
SMA Katolik Seminari Santo Fransiskus Xaverius Kakaskasen.
Selain itu, terdapat faktor pendukung seperti tersedianya platform
merdeka mengajar, adanya kegiatan IHT atau sosialisasi, dan
faktor penghambat seperti kurangnya akses internet dan ruang
komputer serta sarana-prasarana yang kurang memadai. Ada
pun upaya yang dilakukan sekolah yakni melaksanakan kegiatan studi tiru bagi guru-guru di sekolah SMA N 8 Manado, guru harus
lebih kreatif dalam proses pembelajaran, dan perihal penyediaan
sarana-prasarana. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan
diantaranya: Pertama, Kurikulum Merdeka Belajar sudah
diterapkan di SMA Seminari yang ditandai dengan adanya
kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Kedua,
terdapat faktor yang mempengaruhi penerapan Kurikulum
Merdeka Belajar demi peningkatan minat belajar siswa yang
dijabarkan dalam faktor pendukung dan penghambat. Ketiga,
upaya yang dilakukan sekolah yaitu melaksanakan studi tiru di
sekolah lain menyangkut Kurikulum Merdeka Belajar, cara guru
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, serta
pemberian fasilitas sekolah yang mendukung

Pemahaman HAM dan Respon Mahasiswa Sekolah Tinggi Keagamaan Katolik terhadap Isu-isu Sensitif

Metoddyus Tri Brata Role, Subandri Simbolon — Rab, 25 Sep 2024 00:00:00 +0700

Artikel ini bertujuan untuk mengkaji pemahaman calon guru
Agama Katolik terhadap implementasi Hak Asasi Manusia (HAM)
dalam kaitannya dengan isu-isu HAM seperti gender, ideologi,
dan keagamaan. Penilian ini dilakukan dengan menggunakan
pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan dengan menyebarkan
angket terbuka kepada seluruh mahasiswa yang aktif dengan
menggunakan bantuan google form. Dari hasil pengolahan data
diketahui bahwa mahasiswa telah memiliki pemahaman tentang
hak asasi manusia dan mengimplementasikan pemahaman
tersebut dalam hubungannya dengan kelompok yang berbeda
agama dengan sikap toleransi, menerima perbedaan dan
menghargai. Namun terkait isu-isu sensitif seperti gender, partai
atau organisasi politik terlarang, dan agama lokal, mereka masih
mengandalkan pemahaman tekstual. Alasan utamanya adalah
mereka jarang bertatap muka dengan orang-orang yang memiliki
identitas gender, ideologi, dan agama lokal tersebut. Faktor
lainnya adalah kurangnya pemahaman mereka mengenai
pandangan inklusif Gereja mengenai isu-isu ini.

Optimisasi Katekese Digital: Pemberdayaan Mahasiswa Katekis dalam Evangelisasi Baru

Emmeria Tarihoran, Antonius Denny Firmato — Rab, 25 Sep 2024 00:00:00 +0700

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi upaya
pemberdayaan mahasiswa katekis dalam menghadapi tantangan
di era digital, dengan fokus pada pengembangan keterampilan
berkatekese melalui pendekatan katekese digital. Digitalisasi di
segala aspek kehidupan mempengaruhi banyak hal, yang
tentunya perlu diwaspadai termasuk dalam kegiatan
evangelisasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian ini
melibatkan mahasiswa katekis sebagai partisipan utama serta
sumber data utama. Program “Memberdayakan Mahasiswa
Katekis untuk Evangelisasi Baru” ini dirancang untuk
meningkatkan pemahaman mereka tentang keterampilan
berkatekese, khususnya dalam konteks penggunaan media
digital. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan
signifikan pada aspek pemahaman mahasiswa calon katekis
tentang keterampilan berkatekese setelah mengikuti program ini.
Pelatihan khusus dan praktik langsung dalam katekese digital
telah memberikan dampak positif, hal ini memungkinkan
mahasiswa katekis untuk lebih efektif dalam menyampaikan
pesan evangelisasi. Peningkatan keterampilan berkatekese ini
juga berkontribusi pada meningkatnya keberanian mahasiswa
calon katekis dalam menghadapi tantangan komunikasi di era
digital. Penelitian ini memberikan dasar untuk pemahaman yang
lebih mendalam tentang pentingnya pengembangan
keterampilan berkatekese dalam merespons perubahan konteks
komunikasi keagamaan. Implikasi praktisnya meliputi
peningkatan program pelatihan keterampilan berkatekese dan
penyesuaian kurikulum katekese, guna memfasilitasi adaptasi
mahasiswa calon katekis terhadap lingkungan digital yang terus berkembang. Program-program tersebut mendorong aktivitas
katekis dan membuat kegiatan yang diharapkan menjadi lebih
efektif dan relevan dalam menjalankan misi evangelisasi di era
digital ini.

Peran Katekis dalam Tantangan Karya Katekese Digital

Chechilia A. Banjarnahor, Intansakti Pius X — Rab, 25 Sep 2024 00:00:00 +0700

Penelitian ini bertujuan menemukan peran katekis dalam
tantangan katekese digital. Dalam PKKI X, kesadaran ini terlihat
bentuk komunikasi dalam katekese menemukan cara baru, yaitu
komunikasi digital. Gereja melihat era digital, bukan hanya segi
peluang dalam hal cara baru dalam berkatekese, tetapi Gereja
juga tetap waspada pada tantangan-tantangan dalam katekese
digital. Tantangan-tantangan ini dapat membawa dampakdampak negatif dalam hidup beriman. Perkembangan zaman
dalam dunia digital memungkinkan manusia mengalami lupa
ingatan atau amnesia. Dengan membuat dirinya sendiri dikuasai
oleh jejaring teknologi, manusia zaman modern dapat berubah
menjadi sekedar daging, tubuh, dan mesin. Manusia yang
sesungguhnya memiliki daya spiritual pula. Dalam rangka
pemulihan ingatan manusia akan jati dirinya sebagai manusia
makhluk yang luhur dan mempunyai spiritualitas, katese menjadi
proses belajar untuk semakin menjadi manusia. Gereja harus
berperan aktif dalam tantangan katekese digital. Agar dampak
negatif dalam hidup beriman dapat diredam dan ditangani dengan
baik, semua lini dalam Gereja harus ikut terlibat, termasuk
seorang katekis. Katekis merupakan ujung tombak terhadap
umat, karena katekis memahami keadaan nyata yang sedang
dialami umat. Tantangan katekese digital, memengaruhi karya
katekese kepada umat. Penelitian ini membuktikan pentingnya
katekis di era digital. Penelitian kualitatif ini menggukan metode
dokumentasi. Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan
menemukan data-data dalam dokumen-dokumen yang berkaitan
dengan tema. Setelah data dikumpulkan, langkah berikutnya
adalah menganalisis data dan interpretasi data. Berdasarkan
hasil penelitian ditemukan bahwa katekis dalam menghadapi
tantangan katekese digital ditemukan tiga peran penting dalam seorang katekis. Peran-peran itu berupa: seorang katekis harus
bisa menguasai teknologi-teknologi digital, katekis menjadi
fasilitator yang menghantar umat pada perjumpaan dengan Allah,
dan katekis menjadi mitra kerja para Imam dalam karya katekese
digital.